Postpartum blues, juga dikenal dengan istilah natal blues atau mommy blues, adalah kondisi yang menggambarkan perasaan air mata sementara, perubahan suasana hati, kelelahan, dan lekas marah yang mungkin dialami oleh ibu pasca melahirkan dalam beberapa minggu pertama. Kondisi ini umumnya terjadi dalam waktu singkat setelah persalinan.
Menurut Indyani (2022), postpartum blues merupakan perubahan psikologis yang bersifat sementara, biasanya terjadi dalam 2 minggu pertama pasca melahirkan, dengan gejala yang ringan dan sering kali tidak terdiagnosis atau ditindaklanjuti.
Penyebab utama postpartum blues adalah perubahan hormon yang terjadi setelah melahirkan, seperti penurunan kadar estrogen dan progesterone yang mempengaruhi kestabilan emosi. Selain itu, faktor lain yang berkontribusi termasuk kelelahan, rasa sakit setelah melahirkan, masalah menyusui, serta kurangnya dukungan emosional dari keluarga dan pasangan (Siswosuharjo et al, 2019).
Menurut Alifah (2016), terdapat beberapa jenis gangguan psikologis yang berhubungan dengan postpartum:
Terjadi pada hari 1-10 setelah melahirkan dan hanya bersifat sementara. Gejala meliputi gangguan mood, perasaan marah, mudah menangis, sedih, nafsu makan menurun, dan sulit tidur.
Gejalanya lebih berat, termasuk perasaan sedih, tertekan, merasa bersalah, lelah, cemas, dan tidak mampu merawat diri serta bayi.
Merupakan depresi berat dengan gejala yang dapat membahayakan keselamatan ibu dan bayi, memerlukan perawatan medis dari psikiater dan pemberian obat.
Beberapa faktor penyebab postpartum blues menurut Irawati & Yuliani (2014) antara lain:
Gejala postpartum blues biasanya muncul dalam hitungan jam hingga satu minggu setelah melahirkan, dan umumnya akan sembuh dengan sendirinya. Beberapa gejala yang dapat terlihat antara lain:
Postpartum blues yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak negatif pada bayi. Ibu yang mengalami gangguan ini mungkin tidak mampu merawat bayinya dengan optimal, sehingga mempengaruhi kesehatan dan perkembangan bayi.
Komunikasi yang terbatas antara ibu dan bayi dapat menyebabkan bayi merasa kecewa, sedih, atau frustrasi, yang berdampak pada perkembangan emosional dan psikologisnya (Irawati & Yuliani, 2014).
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala postpartum blues, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.